Seperti sudah dibahas pada bagian sebelumnya, IP address
terdiri dari dua bagian, yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan
nomor network, sedangkan host ID mengidentifikasi host dalam satu network. Host
ID bersifat unik untuk satu network. Untuk lebih mengefesienkan alokasi IP
address yang kita peroleh, kita menggunakan subnetting. Subnetting adalah
proses memecah satu kelas IP address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host
yang lebih sedikit. Untuk menentukan batas network ID dan host ID dalam suatu
subnet digunakan subnet mask. Biasanya kita membentuk subnet dengan
mengalokasikan IP address sama rata untuk setiap subnet. Namun hal ini hanya
cocok kalau alokasi IP yang kita peroleh cukup besar atau kita menggunakan IP
privat. Untuk mengatasi hal itu dapat
digunakan VLSM (Variable Length Subnet Mask) yakni pengalokasian IP dengan
subnet yang besanya berbeda-beda sehingga alokasi IP dapat menjadi lebih
efisien.
Desain
LAN
1
Metode Perencanaan LAN
Sekarang
akan dibahas bagaimana merencanakan suatu LAN yang baik. Tujuan utamanya untuk
merancang LAN yang memenuhi kebutuhan pengguna saat ini dan dapat dikembangkan
di masa yang akan datang sejalan dengan peningkatan kebutuhan jaringan yang
lebih besar.
Desain
sebuah LAN meliputi perencanaan secara fisik dan logic . Perencanaan fisik
meliputi media yang digunakan bersama dan infrastruktur LAN yakni pengkabelan
sebagai jalur fisik komunikasi setiap devais jaringan. Infrastruktur yang
dirancang dengan baik cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan
masa datang.
Metode perencanaan LAN meliputi :
§
Seorang administrator network
yang bertanggung jawab terhadap jaringan.
§
Pengalokasian IP address dengan
subnetting.
§
Peta letak komputer dari LAN dan
topologi yang hendak kita gunakan.
§
Persiapan fisik yang meliputi pengkabelan dan peralatan
lainnya.
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan
LAN adalah lokasi fisik itu sendiri. Peta atau cetak biru bangunan-bangunan
yang akan dihubungkan serta informasi jalur kabel (conduit) yang ada dan menghubungkan bangunan-bangunan tersebut
sangat diperlukan. Jika peta seperti ini tidak ada maka perlu digambarkan peta
dengan cara merunut kabel-kabel yang ada. Secara umum dapat diasumsikan bahwa
pengkabelan yang menghubungkan bangunan-bangunan atau yang melewati tempat
terbuka harus terdapat di dalam conduit. Seorang manajer jaringan harus
menghubungi manajer bangunan untuk mengetahui aturan-aturan pengkabelan ini
sebab manajer bangunan yang mengetahui dan bertanggung jawab atas bangunan
tersebut. Pada setiap lokasi (yang dapat terdiri dari beberapa bangunan) harus
ditunjuk seorang manajer jaringan. Manajer jaringan harus mengetahui semua
konfigurasi jaringan dan pengkabelan pada lokasi yang menjadi tanggung
jawabnya. Pada awalnya tugas ini hanya memakan waktu sedikit. Namun sejalan
dengan perkembangan jaringan menjadi lebih kompleks, tugas ini berubah menjadi
tugas yang berat. Jadi sebaiknya dipilih orang yang betul-betul berminat dan
mau terlibat dalam perkembangan jaringan.
2 Pengalokasian IP Address
Bagian
ini memegang peranan yang sangat penting karena meliputi perencanaan jumlah
network yang akan dibuat dan alokasi IP address untuk tiap network. Kita harus
membuat subnetting yang tepat untuk keseluruhan jaringan dengan
mempertimbangkan kemungkinan perkembangan jaringan di masa yang akan datang.
Sebagai contoh, ITB mendapat alokasi IP addres dari INTERNIC (http://www.internic.net) untuk kelas B
yaitu 167.205.xxx.xxx. Jika diimplementasikan dalam suatu jaringan saja (flat),
maka dengan IP Address ini kita hanya dapat membuat satu network dengan
kapasitas lebih dari 65.000 host. Karena letak fisik jaringan tersebar (dalam
beberapa departemen dan laboratorium) dan tingkat kongesti yang akan sangat
tinggi, tidak mungkin menghubungkan seluruh komputer dalam kampus ITB hanya
dengan menggunakan satu buah jaringan saja (flat). Maka dilakukan pembagian
jaringan sesuai letak fisiknya. Pembagian ini tidak hanya pada level fisik
(media) saja, namun juga pada level logik (network layer), yakni pada tingkat
IP address.. Pembagian pada level network membutuhkan segmentasi pada IP
Address yang akan digunakan. Untuk itu, dilakukan proses pendelegasian IP
Address kepada masing-masing jurusan, laboratorium dan lembaga lain yang
memiliki LAN dan akan diintegrasikan dalam suatu jaringan kampus yang besar.
Misalkan dilakukan pembagian IP kelas B sebagai berikut :
§
IP address 167.205.1.xxx
dialokasikan untuk cadangan
§
IP address 167.205.2.xxx
dialokasikan untuk departemen A
§
IP address 167.205.3.xxx
dialokasikan untuk departemen B
§
Ip address 167.205.4.xxx
dialokasikan untuk unit X
§
dsb.
Pembagian
ini didasari oleh jumlah komputer yang terdapat pada suatu jurusan dan prediksi
peningkatan populasinya untuk beberapa tahun kemudian. Hal ini dilakukan
semata-mata karena IP Address yang terbatas, sehingga pemanfaatannya harus
diusahakan seefisien mungkin.
Jika
seorang administrator di salah satu departemen mendapat alokasi IP addres
167.205.48.xxx, maka alokasi ini akan setara dengan sebuah IP address kelas C
karena dengan IP ini kita hanya dapat membentuk satu jaringan berkapasitas 256
host yakni dari 167.205.9.0 sampai 167.205.9.255.
Dalam
pembagian ini, seorang network administrator di suatu lembaga mendapat alokasi
IP Address 167.205.9.xxx. Alokasi ini setara dengan satu buah kelas C karena
sama-sama memiliki kapasitas 256 IP Address, yakni dari 167.205.9.0 sampai
dengan 167.205.9.255. Misalkan dalam melakukan instalasi jaringan, ia
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
§
Dibutuhkan kira-kira 7 buah LAN.
§
Setiap LAN memiliki kurang dari
30 komputer.
Berdasarkan
fakta tersebut, ia membagi 254 buah IP address itu menjadi 8 segmen. Karena
pembagian ini berbasis bilangan biner, pembagian hanya dapat dilakukan untuk
kelipatan pangkat 2, yakni dibagi 2, dibagi 4, 8, 16, 32 dst. Jika kita tinjau
secara biner, maka kita mendapatkan :
Jumlah bit host dari subnet
167.205.9.xxx adalah 8 bit (segmen terakhir). Jika hanya akan diimplementasikan
menjadi satu jaringan, maka jaringan tersebut dapat menampung sekitar 254 host.
Jika ia ingin membagi menjadi 2
segmen, maka bit pertama dari 8 bit segmen terakhir IP Address di tutup (mask)
menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 1 = 25 bit. Bit
untuk host menjadi 7 bit. Ia memperoleh 2 buah sub network, dengan kapasitas
masing-masing subnet 128 host. Subnet pertama akan menggunakan IP Address dari
167.205.9.(0-127), sedangkan subnet
kedua akan menggunakan IP Address 167.205.9.(128-255).

Tabel
Pembagian 256 IP Address menjadi 2 segmen
Karena akan dibagi menjadi 8
segmen, maka ia harus mengambil 3 bit pertama ( 23 = 8) dari 8 bit
segmen terakhir IP Address untuk di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga
masking keseluruhan menjadi 24 + 3 = 27 bit. Bit untuk host menjadi 5 bit.
Dengan masking ini, ia memperoleh 8 buah sub network, dengan kapasitas
masing-masing subnet 32 (=25) host. Ilustrasinya dapat dilihat pada
Tabel 2-4 berikut :

Studi Kasus :
Anda
sebagai penanggungjawab jaringan di suatu kantor yang mempunyai 3 buah
departemen mendapat alokasi IP dari suatu ISP (Internet Service Provider) 167.205.9.10xxxxxx (6 bit terakhir adalah
biner). Jika jumlah host tiap-tiap departemen diperkirakan tidak lebih dari 13
buah dan masing masing departemen akan dibuat jaringan lokal (LAN) tersendiri,
coba anda tentukan :(semua host mendapat alokasi IP asli)
§
Subnet yang harus dibuat
§
Network address
§
Broadcast address
Penyelesaian
:
§
Subnet yang harus dibuat adalah :
11111111.11111111.11111111.11110000 atau 255.255.255.240.
§
Terdapat network address sbb :
167.205.9.10000000
167.205.9.10010000
167.205.9.10100000
167.205.9.10110000
§
Terdapat broadcast address sbb:
167.205.9.10001111 = 167.205.9.143
167.205.9.10011111 = 167.205.9.159
167.205.9.10101111 = 167.205.9.175
167.205.9.10111111 = 167.205.9.191
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar mu introfeksi bagi ku...
kesan mu adalah hasil kerja ku...