Konsep
DNS
Dalam berkomunikasi,
antar komputer sudah cukup dengan menggunakan alamat ip. Namun untuk manusia
diperlukan sebuah nama untuk saling kenal dan oleh karena itu DNS ada. Manusia
tidak mudah mengingat alamat ip yang terdiri angka dibandingkan sebuah nama.
DNS adalah sebuah
aplikasi untuk menukarkan nama komputer ke alamat ip dan sebaliknya. DNS
diimplementasikan oleh sebuah software bernama BIND (Berkeley Internet Name
Domain). BIND dalam pekerjaan sehari-hari dinamakan named. Cara kerja DNS
sebagai berikut :

Diagram
kerja DNS
Gambaran kerja:
Dimisalkan ada
client yang menanyakan "berapa alamat ip dari www.itb.ac.id
?" Pertanyaan ini dilemparkan ke
DNS server lokal. Dengan segera DNS server lokal memeriksa databasenya.
Kemudian ternyata www.itb.ac.id tidak terdapat
didalam databasenya. Lalu ia memeriksa cache. Bila ada, jawaban lansung
diberikan ke client. Tapi bila tidak ada, maka ia akan mencari jawabannya ke
root DNS. Root DNS pasti mempunyai database yang dimaksud dan memberikannya ke
DNS server local dan pada akhirnya diberikan ke client tadi. Root DNS ini
memuat seluruh daftar nama yang ada di dunia. Dan Root DNS ini tidak hanya
terdiri dari satu server melainkan sekitar 13 server yang diletakkan di seluruh
dunia.
Secara garis besar
pembagian domain dunia memakai dua jenis. Yang pertama berdasarkan jenis
institusi, antara lain :
·
.com untuk organisasi komersial
·
.org untuk organisasi non-komersial
·
.edu
untuk institusi pendidikan
·
.gov
untuk organisasi pemerintahan
·
.mil
untuk kalangan militer
·
.net
untuk penyelenggara jasa internet
Jenis pembagian
kedua adalah berdasarkan negara , misalnya indonesia adalah .id. Sebenarnya
domain negara akan digagi lagi menjadi sub-domain berdasarkan jenis institusi.
Kita ambil contoh untuk negara kita ,domain id dibagi lagi menjadi beberapa
subdomain, antaralain :
·
.co.id,
contoh :republika.co.id
·
.ac.id
contoh :itb.ac.id
·
or.id
contoh : linux.or.id
·
go.id
contoh : depnaker.go.id
·
mil.id
contoh: kopassus.mil.id
dan di Indonesia
diubah sedikit menjadi : co.id
.or.id ac.id .go.id dan mil.id .
Pembagian ini didasarkan kepada jenis institusi yang meminta nama domain.
Selain itu,
penyusunan domain dibuat bertingkat dan mempunyai hirarki tertentu. Domain-domain
diseluruh dunia sangat banyak dan tidak mungkin semuanya ditampung oleh ROOT
DNS. ROOT DNS hanya memegang 'kepala' dari domain tertentu.
Proses “request” ke
DNS server dapat dianalogikan sebagai berikut:
Menteri Pendidikan Nasional
ditanyai oleh Dubes Afganistan tentang kondisi pendidikan di jurusan teknik
elektro ITB. Tentunya pak menteri tidak tahu persis tentang kondisi
jurusan tersebut, oleh karena itu ia
menghubungi rektor ITB yang merupakan bawahan beliau. Kemudian pak rektor
menghubungi ketua Fakultas Teknologi Industri yang membawahi jurusan teknik
elektro . Ketua fakultas kemudian menghubungi ketua jurusan teknik
elektro. Nah ketua jurusan tersebutlah
yang akan menjawab pertanyaan tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
ketua jurusan menjawab pertanyaan bukan beradasrkan permintaan sang dubes
tetapi berdasarkan permintaan ketua fakultas , ketua fakultas dari rektor dan
seterusnya. Menurut analogi diatas mendiknas sebagai ROOT DNS, rektor ITB adalah DNS yang memegang
domain .id dan ketua Fakultas Teknologi
Industri adalah yang membawahi domain ac.id . Dalam kasus ini ROOT DNS hanya
tahu kemana mencari DNS server yang menangani penerjemahan domain .id, dia
tidak tahu dimana dimana DNS server yang menangani domain ac.id. DNS yang menangani
domain .id tahu kemana mencari DNS
server yang melayani domain ac.id , DNS server yang menangani domain ac.id
tahu kemana mencari DNS server yang
menangani domain itb.ac.id dan seterusnya . Dari sini terlihat ada
pendelegasian tugas dari atas ke bawah.
|
![]() |
Jenis
DNS
DNS server terdiri
dari tiga jenis yaitu :
1. Cache
Jenis ini tidak
mempunyai data nama-nama host dari domain tertentu. Ia hanya mencari jawaban
dari beberapa DNS server terdekat. Setelah jawaban didapatkan, datanya disimpan
dalam cache untuk keperluan mendatang. DNS server cache merupakan yang paling
mudah untuk dikonfigurasi.
2. Primary (master)
Sesuai dengan
namanya, primary (untuk versi 4.x) atau master (untuk versi 8.x) adalah
pemegang daftar lengkap dari sebuah domain yang dikelolanya. Server ini
memegang otoritas penuh atas domainnya.
Misalkan server ns1.itb.ac.id memegang otoritas penuh atas domain *.itb.ac.id.
Otoritas penuh di sini berarti server ini yang bertanggung jawab untuk ditanyai
nama-nama host berdomain itb.ac.id dan sub-sub domain dibawahnya. Selain itu
hanya server ini yang dapat membuat sub-domain di bawah itb.ac.id.
3. Secondary (slave)
Server
ini adalah backup dari primary server. Sama seperti primary, secondary juga
memuat daftar lengkap sebuah domain. Hubungan antara primay dan secondary ini
kurang lebih seperti mirror. Bila ada perubahan di primary server, secondary
terus mengikutinya secara periodik. Oleh karena itu, secondary memerlukan izin
dari primary untuk melakukan sinkronisasi ini. Sinkronisasi ini lazimnya
disebut sebagai zona transfer. Secondary diperlukan sebagai backup bila Primary
crash atau sibuk dan untuk mempermudah pendelegasian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar mu introfeksi bagi ku...
kesan mu adalah hasil kerja ku...