Jumat, 20 April 2012

SUBNETTING


Dalam subnetting, network terbagi dalam beberapa subnetwork yang masing-masing memiliki alamat tersendiri.
IP address memiliki kapasitas 32 bit. Alamat network disebut netid dan  alamat host disebut hostid. 
Note : Ip address didesain dengan menggunakan hirarki dengan  dua level
Dalam beberapa kasus, hirarki degan dua level  tidaklah cukup. Sebagai contoh pada sebuah pengorganisasian network dengan menggunakan alamat network  141.14.0.0 yang merupakan sebuah blok class B.

Organisasi ini memiliki bentuk pengalamatan hirarki dengan dua level tetapi  seperti yang tampak pada gambar 5.1.  model pengorganisasian  ini tidak bisa memiliki lebih dari satu phisical network.  Ini berarti  terdapat suatu  hirarki lain dalam pengalamatan IP.
Untuk mengetahui sebuah host pada internet, pertama-tama harus diketahui terlebih dahulu alamat pertama dari network biasa disebut netid yang digunakan. Setelah itu barulah alamat host atau hostid sebagai alamat kedua  yang digunakan dapat diketahui.
Dengan kata lain  alamat IP didesain menggunakan hirarki dengan dua level.
                                      
Dari skema ini organisasi dibatasi  pada dua level hirarki. Host tidak bisa dibagi dalam group. Semua host memiliki level yang sama. Organisasi hanya memiliki sebuah jaringan ( network  ) dengan banyak host.
Pada gambar 5.2 merupakan solusi dari masalah subnetting dimana network dibagi kedalam beberapa jaringan yang lebih kecil yang disebut subnetwork atau subnet.
 Pada contoh ini, the rest of internet tidak mengetahui bahwa secara fisik internet  terbagi atas  beberapa subnetwork. Hal ini disebabkan karena subnetwork tersebut tampak  oleh the rest of internet sebagai network tunggal. Sebuah  paket disediakan untuk host  141.14.192.2 yang akan selalu  menjangkau router R1. Kemudian, saat datagram tiba ke router R1, interpretasi terhadap alamat IP berubah. Router  R1 mengetahui bahwa network  141.14  secara fisik dibagi menjadi beberapa subnetwork. Ini  menunjukkan bahwa paket harus  disampaikan ke subnetwork (subnet) 141.14.192.0.




Three Level of Hirarki
Penambahan subnetwork menciptakan sebuah hirarki dengan level  lanjut dalam sistem pengalamatan IP. Sekarang kita membahas  pengalamatan dengan 3 level  yaitu site, subnet, dan host.
Dimana site sebagai level pertama, subnet sebagai level kedua dan host yang merupakan level ketiga yang berarti koneksi dari host ke subnetwork. Lihat       gambar 5.3.
                                                                                                                                                                                                                          
Routing dari sebuah Datagram  IP saat ini meliputi tiga langkah yaitu : pengiriman ke site, pengiriman ke subnetwork dan pengiriman ke host.
Ini  beranalogi  pada nomor telepon  10 digit  versi USA.  Seperti yan tampak pada gambar 5.4 , sebuah nomor telepon terbagi atas tiga level yaitu kode area, nomor exchange, dan nomor koneksi.

 






Subnet Mask
Subnet Mask adalah angka biner 32 bit yang digunakan untuk :
-          Membedakan network ID dan Host ID
-          Menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar

Pada subnet mask, seluruh bit yang berhubungan dengan  network ID di set 1 dan bit yang berhubungan dengan host ID diset 0. contoh pada IP address class A sedcara default memiliki subnet address mask 255.0.0.0 yang menunjukkan batas antara  network ID dan host ID address class A.
Gambar  5.5 menunjukkan keadaan dari dua model network yang sebelumnya dimana Subnet mask memberntuk alamat subnetwork

Gambar 5.5  Default mask dan subnet mask
 



















Contigous Vs Noncontigous Subnet Mask
Dewasa ini, kemungkinan  sebuah noncontigous subnet mask sudah digunakan.   Yaitu kumpulan dari beberapa bit yang bukan merupakan string 1 diikuti oleh sebuah string  0,  tetapi merupakan perpaduan dari keduanya yakni 0 dan 1. sekarang bagaimanapun juga  hanya contigous mask (menggunakan 1 dan diikuti dengan 0) yang digunakan.

Mencari subnet  Address
Pada sebuah IP Address, untuk menelusuri subnet Addressnya dapat dilakukan dengan cara mencari alamat networknya. Kita bisa mengaplikasikan mask pada alamat yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara straight atau short-cut.
Straight method  menggunakan notasi biner pada alamat  maupun masknya kemudian mengaplikasikan operasi AND untuk menemukan subnet addressnya.

Contoh 1:
Berapakah subnetwork address jika memiliki alamat 200.45.34.56 dan subnet mask nya adalah 255.255.240.0?
Pemecahan :
Diketahui address nya adalah  200.45.34.56 dan subnet mask nya adalah 255.255.240.0
Maka aplikasikan operasi AND pada address dan subnet mask.
Address                       11001000  00101101  00100010  00111000
Subnet Mask               11111111   11111111   11110000   00000000 
Subnetwork address   11001000  00101101  00100000  00000000

Jadi Subnetwork address adalah 200.45.32.0

Short-Cut Method  digunakan untuk menemukan address dengan menggunakan default mask.  Ada 3 aturan yang digunakan pada metode ini yaitu:
1.      Jika byte dalam mask adalah 255 maka copy byte dalam address
2.      Jika byte dalam mask adalah 0 maka pindahkan byte dalam alamat dengan 0.
3.      Jika byte dalam mask bukan 255 atau bukan 0 maka tulis mask dan address dalam binary dan gunakan operasi AND untuk mencari atau mendapatkan hasilnya.

Contoh 2:
Berapa address subnetwork jika address awal adalah 19.30.80.5 dan mask adalah 255.255.192.07?
Pemecahan :
Diketahui address nya adalah  19.30.80.5 dan subnet mask nya adalah 255.255.192.0.
Maka seperti yang tampak pada gambar 5.6  dimana byte pertama, kedua dan keempat mudah ditemukan. Untuk byte yang ketiga kita menggunakan operasi bit-wise AND pada 84 and 192.

 84     0 1 0 1 0 1 0 0
192     1 1 0 0 0 0 0 0
 64     0 1 0 0 0 0 0 0
 

Default Mask dan Subnet Mask
Angka 1 dalam default mask merupakan suatu ketetapan (8, 16 atau 24). Dalam subnet mask, angka 1 lebih dari sekedar  nilai satu  yang dikenal dalam korespondensi default mask. Dengan kata lain untuk subnet mask, penggantian beberapa  nilai 0 sebelah kiri dalam default mask menjadi 1 untuk membuat sebuah subnet mask.  Gambar 5.7 menunjukkan perbedaan antara kelas A dan kelas B pada default mask dan  pada sebuah subnet mask untuk blok yang sama.



Gambar 5.7 Perbandingan antara default mask dengan subnet mask

Jumlah  Subnetworks
Jumlah dari subnetworks dapat diketahui dengan melakukan penambahan angka 1 pada default mask untuk membuat subnet mask.  Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 5.7 dimana angka yang ditambahkan adalah 3. hal ini menunjukkan bahwa  jumlah dari subnet adalah 23 atau 8.

Jumlah  alamat per  Subnet
Jumlah alamat per subnetwork dapat diketahui dengan menghitung jumah digit 0 pada subnet mask. Sebagai  contoh pada gambar 5.7 dimana jumlah 0 adalah 13. maka dari itu kemungkinan jumlah alamat  pada masing-masing subnet adalah       213 = 8192. 

Pengalamatan Spesial dalam Subnetting
Dengan subnetting, dua alamat pada masing-masing subnet ditambahkan pada daftar alamat spesial atau special address. Alamat pertama masing-masing subnet dengan hostid 0 adalah subnetwork address. Alamat akhir dimana semua subnet memiliki hostid 1 disediakan untuk broadcast. Beberapa alamat pada umumnya disediakan seperti special address tapi dengan munculnya alamat yang tanpa pengkelasan seperti yang kita lihat maka hal ini mutlak terjadi.




Mendesain Subnet
Untuk lebih memahami subnetting, baiknya terlebih dahulu melihat bagaimana mendesain network subnet  yang bersangkutan. Dalam hal ini memuat beberapa langkah, yaitu:
1.      Menentukan jumlah  dari subnet
Langkah pertama dalam mendesain  adalah menentukan jumlah dari subnet yang diperlukan oleh sebuah organisasi. Hal ini  bergantung kepada beberapa faktor antara lain lokasi fisik dati site (jumlah dari gedung atau berapa tingkat ketinggian dari sebuah gedung), jumlah bagian atau departemen, jumlah host yang diinginkan untiuk masing-masing subnet dan lain-lain. Agar bisa mendapatkan operasi mask yang tepat maka perlu direkomdasikan dengan sungguh-sungguh  jumlah dari  subnetwork  yang merupakan perpangkatan dari  2. (0, 2, 4, 8. 16, 32, dll). Catatan, bahwa 0 berarti tidak memiliki subnetting.
Jumlah dari subnet haruslah merupakan perpangkatan dari dua

2.      Mencari Subnet  Mask
Langkah kedua adalah menentukan subnet mask yang berdekatan atau contigous mask. Beberapa cara yang  dapat digunakan dalam menemukan  subnet mask dengan lebih mudah yaitu :
1.      Menentukan  terlebih dahulu  jumlah 1 pada default mask
2.      Menentukan jumlah 1 yang didefinisikan  sebagai subnet
3.      Tambahkan jumlah 1 pada langkah 1 dan 2
4.      Cari jumlah 0 dengan mengurangkan angka 1 pada langkah 1 dari 32.

3.       Menentukan  range alamat pada tiap subnet
Setelah menentukan subnet mask, network administator  kemudian dapat mengetahui berapa jangkauan  masing-masing alamat pada tiap subnet. Dua metode yang dapat digunakan adalah dengan mengetahui terlebih dahulu alamat awal dan akhir dari tiap subnet.
   Metode pertama, dimulai dengan subnet pertama. Alamat pertama pada subnet yang pertama  adalah alamat pertama pada blok. Setelah  itu tambahkan jumlah alamat pada masing-masing subnet untuk mengetahui alamat  terakhir. (Kita juga bisa menggunakan operasi OR dan NOT untuk melakukan ini tapi kita akan membahasnya pada soal latihan). Kemudian tambahkan 1 ke alamat ini untuk  mengetahui  alamat pertama dalam subnet berikutnya. Ulangi terus process ini pada subner yang sama hingg adiketahui jangkauan anta alamat pada subnet tersebut.

Contoh 3:
Pada sebuah perusahaan diberikan sebuat   site address 201.70.64.0 (class C). Perusahaan memerlukan 6 subnet. Desain subnetnya!
Pemecahan :

1.      Diketahui jumlah 1 dalam default mask adalah 24 (kelas C)
2.      Perusahaan memerlukan 6 subnet. 6 bukan merupakan perpangkatan dari 2 jadi dicari jumlah yang lebih besar dan paling dekat dari 6 yaitu 8 yang merupakan perpangkatan dari 2 yaitu 23. Maka  diperlukan 3 buah 1 dalam subnet mask.
3.      Total jumlah dari 1 pada mask adalah 27 yakni 24 + 3.
4.      Total jumla dari 0 adalah 5 yang diperoleh dari 32 – 27.
5.      Maka Masknya adalah  :
   1 1 1 1 1 1 1 1   1 1 1 1 1 1 1 1   1 1 1 0 0 0 0 0  atau 255.255.255.224
6.       Jumlah subnet adalah 8.
7.      Dalam  masing-masing subnet memiliki jumlah subnet sebanyak 25 dimana angka 5 diperoleh dari jumlah 0 yang tersisa atau dalam desimal berjumlah 32.
8.      Setelah mengetahui jangkauan  dari semua alamat dengan menggunakan mtode pertama maka   selanjutnya tinjau subnet yang pertama.
a.             address yang pertama dalam subnet ini adalah 201.70.64.0 (address pertama dalam blok).
b.            Alamat terakhir dalam subnet diperoleh dengan  menambahkan 31 ke alamat ini.  (jumlah alamat pada masing-masing subnet adalah 32 tapi kita tambahkan hanya 31) alamat terakhir  adalah 201.70.64.31.
9.       Seperti pada subnet pertama, untuk mencari range address subnet kedua juga menggunakan cara yang sama, yaitu :
  1. Address atau alamat pertama  pada subnet ini adalah 201.70.64.32 (satu setelah alamat terakhir pada subnet pertama)
  2. Alamat terakhir dalam subnet ditentukan dengan menambahkan 31 ke alamat pertama hingga menjadi 201.70.64.63.
10.  Range dari alamat-alamat pada subnet yang tersisa dapat dicari dengan menggunakan cara yang sama. Adapun prosedurnya seperti yang tampak pada gambar 5.8 yang mana dapat lebih mudah diprogram.
 
















Contoh 4 :
Pada sebuah perusahaan diberikan sebuat site address 181.56.0.0 (class B). Perusahaan memerlukan 1000 subnet. Desain subnetnya!
Pemecahan :
1.      Jumlah 1 pada default mask adalah 16  (class B).
2.      Perusahaan memerlukan 1000 subnets. Jumlah ini bukan merupakan perpangkatan dari 2 maka dicari angka tertinggi dan terdekat dari 1000 yang merupakan perpangkatan dari 2 yaitu 210 atau 1024.  Dibutuhkan 10 buah 1 sebagai kekurangan dalam subnet mask.
3.      Total jumlah dari angka 1 dalam subnet mask adalah 26 yang diperoleh dari 16 + 10.
4.      Total jumlah dari 0 adalah 6 yang diperoleh dari 32 – 26
5.       Mask nya adalah seperti yang tampak berikut ini :
1 1 1 1 1 1 1 1   1 1 1 1 1 1 1 1    1 1 1 1 1 1 1 1   11000000     atau
                                   255.255.255.192
6.      Jumlah dari subnet adalah 1024.
7.      Jumlah alamat pada masing-masing subnet adalah 26 (6 merupakan jumlah dari 0) atau 64
8.      Mancari range atau batasan dengan menggunakan metode kedua yang dimulai dari subnet yang ke 1024  yaitu:
a.       Alamat terakhir subnet ini adalah 181.56.255.255 (alamat terakhir dalam blok).
b.      Alamat pertama dalam subnet didapatkan dengan mengaplikasikan subnet mask ke alamat address. Adapun 181.56.255.192 merupakan alamat pertama.
9.       Mencari range alamat pada subnet yang ke 1023 dengan cara :
  1. Alamat terakhir dari subnet ini adalah 181.56.255.191 (satu sebelum alamat pertama dalam subnet  terakhir).
  2. Alamat pertama dalam subnnet dicari dengancara terapkan subnet mask pada alamat terakhir. Adapun 181.565.255.128  merupakan alamat pertama.
10.  Mencari range alamat dari subnet  1022 dengan cara :
a.       Alamat terakhir dalam subnet ini adalah 181.56.255.127 (satu sebelum alamat pertama dalam subnet akhir)
b.      Alamat pertama dalam subnet ini dicari dengan terapkan subnet mask kedalam alamat terakhir dengan demikian maka 181.56.255.64 merupakan alamat pertama.
11.  Melanjutkan terus hingga seluruh subnet dikerjakan. Dengan demikian masalah akan mudah diselesaikan  dengan menggunanan bahasa computer modern. Gambar 5.9 menunjukkan subnet dan rangenya.












 


















Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Internet memperkenankan sebuah situs untuk menggunakan subneting dengan variabel length. Pertimbangan bila hal ini dibutuhkan, dengan syarat situs yang diperbolehkan harus berada pada class C dan memiliki 5 buah subnet dengan jumlah host : 60, 60, 60, 30, 30. Penggunaan subnet mask yang mempunyai 2 bit dalam subnetnya tidak diperkenankan karena hanya memiliki empat subnetwork dengan 64 alamat pada masing-masing subnetnya. Selain itu penggunaan subnet mask dengan 3 bit juga tidak diperkenankan. Hal ini dikarenakan subnet mask dengan 3 bit memiliki 8 subnetwork dengan jumlah 32  alamat pada  masing-masing subnetnya.

Salah satu cara menyelesaikan problem pengalamatan site adalah dengan teknik subnetting menggunakan variabel length.  Dalam konfigurasi ini, router menggunakan dua mask yang berbeda pengaplikasiannaya satu persatu. Pertama gunakan pada mask dengan jumlah 1 sebanyak 26 buah yaitu 11111111 11111111 11111111 11000000 atau 255.255.255.192 lalu bagi menjadi 4 subnet dalam sebuah jaringan. Setelah itu aplikasikan mask dengan 27 buah 1 yaitu 11111111 11111111 11111111 11100000 atau 255.255.255.224 pada sebuah subnetnya yang kemudian dibagi lagi  menjadi dua buah subsubnet. Untuk selengkapnya perhatikan gambar 5.10

5.2 Supernetting
Bila alamat class A dan B  tidak mencukupi, alamat class C  masih tersedia. Walau ukuran blok class C dengan jumlah maximum 256 alamat kemungkinan belum mencukupi kebutuhan sebuah organisasi. Sebuah organisasi berukuran kecil bisa saja memerlukan lebih banyak alamat.
Satu hal yang bisa dilakukan dengan kebutuhan alamat yang banyak adalah supernetting. Dalam superneting, sebuah organisasi dapat mengkombinasikan beberapa blok classs C untuk membuat range alamat yang lebih besar. Dengan kata lain, beberapa network dikombinasikan hingga tercipta sebuah supernetwork. Dengan cara ini, sebuah organisasi bisa mengaplikasikan satu set blok class C.  Contohnya pada sebuah organisasi yang memerlukan 1000 alamat dengan 4 blok kelas C. Organisasi ini kemudian dapat  menggunakan beberapa alamat dalam satu  supernetwork seperti yang tampak pada gambar 5.11

Assigning Address (Penetapan Alamat)
Ketika sebuah set dari blok class C untuk sebuah organisasi ditetapkan,  maka akan diperhadapkan pada dua pilihan.
Pilihan pertama yaitu memilih blok secara acak atau random dan yang kedua berbasis pada beberapa aturan.
Jika memilih blok secara random atau acak, maka router berada diluar organisasi akan memperhatikan tiap-tiap blok satu persatu. Dalam hal ini router tersebut akan menganggap bahwa masing-masing blok merupakan bagian dari site yang berbeda. Dengan cara ini maka tiap router akan memiliki sejumlah N masukan dalam masing-masing routing table secara besar-besaran. Bayangkan saja sebuah organisasi yang diberikan 100 blok class C. Masing-masing  router harus memiliki 100 anggota dalam routing table walaupun semua yang berada dalam alamat ini merupakan bagian dari satu organisasi, bukan 100 organisasi.
Cara lain adalah dengan membuat sebuah superblok diluar blok. Jadi masing-masing router memiliki hanya satu anggota  dalam routing table. Untuk melakukan hal ini maka  perlu mengikuti beberapa peraturan ketika mendesain blok ini, yaitu:

1.      Jumlah dari blok harus perpangkatan dari 2 (1, 2, 4, 8, 16,…)
2.      Semua blok harus saling berdekatan dalam alamat( tidak ada  batas yang memisahkan antara tiap-tiap blok).
3.      Byte ketiga dalam alamat yang pertama dalam superblok haruslah senantiasa    bisa dibagi kedalam beberapa jumlah blok. Dengan kata lain, jika jumlah blok adalah N maka byte  yang ketiga haruslah bisa dibagi dengan N.

Contoh 5 :
Sebuah perusahaan memerlukan 600 alamat. Set blok class C yang manakah yang dapat digunakan agar dapat membuat sebuah supernet pada perusahaan tersebut?
a.       198.47.32.0           198.47.33.0     198.47.34.0    
b.      198.47.32.0           198.47.42.0     198.47.52.0     198.47.62.0
c.       198.47.31.0           198.47.32.0     198.47.33.0     198.47.52.0
d.      198.47.32.0           198.47.33.0     198.47.34.0     198.47.35.0


Pemecahan :
a.       Tidak bisa diterima karena hanya memiliki 3 blok. Dalam hal ini dibutuhkan sedikitnya empat blok untuk membuat blok yang merupakan perpangkatan dari 2.
b.      Tidak diterima kaena bloknya tidak saling berdekatan.
c.       Tidak diterima karena 31 tidak bisa dibagi dengan 4 merupakan merupakan blok pertama .
d.      Diterima karena semua ketiga bagiannua memenuhi syarat. Perusahaan diberikan beberapa alamat yang dibutuhkannya.  Tidak ada pilihan lagi selain cara ini.

Supernet Mask
Ketika sebuah organisasi bisa menerima satu blok address (class A, B atau C), maka alamat pertama dalam blok dan Mask mendefinisikan  blok (batasan alamat). Kemudian perhatikan batasan alamat yang dimulai dari mask harus senantiasa diketahui (default mask).
Saat sebuah organisasi membagi bloknya kedalam beberapa subnet, alamat pertama dari subblok dan subnet mask sebaiknya  mendefinisikan subblok (batasan dari alamat). Dalam hal ini karena alamat pertama tidak dapat mendefinisikan rangenya, maka subnet mask harus tetap ada.
Dengan kata lain, ketika  sebuah organissasi mengkombinasikan beberapa blok menjadi sebuah superblok, maka perlu diketahui alamat pertama dalam blok dan supernet mask. Dalam hal ini alamat  pertama tidak bisa mendefinisikan sendiri batasannya. Diperlukan sebuah  supernet mask untuk mengetahui berapa banyak blok yang bisa dikombinasikan pada sebuah superblok.

Dalam subnetting, diperlukan alamat pertama dari subnet dan subnet mask untuk mendefinisikan batasan alamat.
Dalam supernetting, diperlukan alamat pertama dari supernet dan supernet mask untuk mendefinisikan batasan dari alamat.

Sebuah supernet mask  menyediakan sebuah subnet mask. Sebuah subnet mask memiliki jumlah angka 1 lebih banyak dari pada default mask untuk class C. Sebuah supernet mask untuk kelas C  memiliki jumlah angka 1  yang lebih sedikit dibandingkan default mask.
Gambar 5.12 menunjukkkan perbedaan antara  sebuah subnet mask dengan sebuah supernet mask. Sebuah subnet mask membagi sebuah blok menjadi 8 buah subblok yang memiliki kelebihan jumlah angka 1 sebanyak 3 buah (23 = 8) dibanding default mask. Supernet  mask mengkombinasikan delapan blok kedalam satu buah superblok kekurangan 3 buah anka 1 dibanding default mask.
                                       

Contoh 6 :
Dibutuhkan lebih kurang 16 blok class C untuk membuat supernetwork. Berapakah Supernet Masknya?

Pemecahan :
Dibutuhkan 16 blok. Untuk ke 16 blok tersebut perlu adanya perubahan empat buah angka 1 menjadi 0 dalam default mask. Maka dengan demikian diperoleh default masknya:
                     1 1 1 1 1 1 1 1    1 1 1 1 1 1 1 1    1 1 1 1 0 0 0 0    0 0 0 0 0 0 0 0
Atau                                               255.255.255.240.0




Penggunaan Supernet Mask untuk menemukan alamat pertama.
Supernet mask dapat digunakan oleh router untuk menentukan alamat pertama dalam superblok untuk mengidentifikasi site (organisasi). Sebuah subnet memuat fungsi yan sama. Saat sebuah alamat diberikan maka subnet mask akan mencari alamat pertama dalam supernet.


Contoh 7 :
Sebuah supernet memiliki alamat pertama yaitu 205.16.32.0 dan sebuah supernet mask 255.255.248.0. sebuah router menerima tiga paket dengan mengikut sertakan alamat asalnya :
a.         205.16.37.44
b.        205.16.42.56
c.        205.17.33.76
Paket yang manakah yang merupakan bagian dari supernet?

Pemecahan :
Aplikasikan supernet mask untuk melihat apakah alamat pertama bisa ditemukan
a.       205.16.37.44 AND 255.255.248.0                  205.16.32.0  (alamat pertama)
b.      205.16.42.56 AND 255.255.248.0                  205.16.40.0(bukan alamat pertama)
c.        205.17.33.76 AND 255.255.248.0                 205.17.32.0 (bukan alamat pertama)

Ini berarti alamat yang merupakan bagian dari organisasi adalah alamat yang pertama (a). Kita dapat membuktikan hal ini pada section yang selanjutnya  saat kita mambahas  penggunaan dari supernet mask.

Penggunaan Supernet Mask untuk menentukan batasan (range) alamat.
Seperti yang telah diketahui bersama bahwa alamat pertama dalam superblok berpasangan dengan supernet  mask  memnentukan superblok (batasan alamat). Perbandingan antara supernet mask dan default mask akan memberikan jumlah dari blok.  Telah diketahui bahwa default mask memiliki jumlah angka 1 sebanyak 24 buah. Kurangkan jumlah angka 1 dalam supernet mask dengan 24  buah angka 1 dalam default mask maka akan diperoleh  jumlah blok.

Contoh 8 :
Sebuah supernet mempunyai alamat pertama 205.16.32.0 dan supernet mask 255.255.248.0. Ada berapa banyak blok dalam supernet ini dan berapa range dari setiap alamat?

Pemecahan :
Supernet                                      : 11111111  11111111  11110000 00000000
Default mask                              : 11111111  11111111  11111111 00000000
Selisih                                         : 3
Maka jumlah blok :  23 atau 8 blok
Dari  205.16.32.0  sampai  205.16.39.0.
Alamat pertama adalah 205.16.32.0.
Alamat terakhir adalah 205.16.39.255.
Total  jumlah alamat adalah 8 x 255 atau 2048 buah.

5.3  Pengalamatan Tanpa Class
Ide pengalamatan muncul karena banyaknya masalah dalam pengalamatan. Hingga pertengahan tahun 1990, batas alamat memuat sebuah blok alamat dalam kelas A, B atau C.  Jumlah  minimum alamat yang diterima untuk sebuah organisasi adalah 256 (class C) dan jumlah maksimum adalah 16,777,216 (class A). Diantara kedua batasan tersebut sebuah organisasi bisa memiliki sebuah blok class B dan beberapa blok kelas C. Walau demikian pilihan yang ada masih sangat terbatas. Pada kenyataannya bagaimana dengan sebuah bisnis kecil yang hanya memerlukan 16 alamat? Atau yang hanya memerlukan dua alamat?

Sejak tahun 1990, Internet Service Provider (ISP) muncul ke permukaan. Sebuah  ISP merupakan sebuah organisasi  yang menyediakan pelayanan access internet untuk kepentingan per individu, bisnis kecil dan organisasi menengah yang tidak memerlukan membuat situs internet dan juga menjadi bagian dalam internet service (seperti pelayanan internet  utuk karyawan mereka.
Sebuah ISP dapat menyediakan pelayanan macam ini. Sebuah ISP bisa diberi berapa blok class B atau class C dan membagi ruang alamat menjadi beberapa group alamat 2, 4, 8, dan 16, dan memberi batas untuk keperluan rumah tangga dan bisnis kecil.
Pelanggan dihubungkan dengan via dial up mengunakan  modem, DSL, atau cabel modem ke ISP. Walau demikian tiap-tiap pelanggan memerlukan IP address.
Untuk memfasilitasi evolusi ini maka ditahun 1996 pemilik autoritas internet mengumumkan arsitektur baru yan disebut pengalamatan class yang mana akan membuat pengalamatan Tanpa Class yang akhirnya membuat pengalamatan class menjadi  absolut.

Blok dengan Variabel Length
Seluruh ide dari pengalamatan tanpa class menggunakan blok dengan variabel length. Dimana jumlah blok alamat adalah  2 alamat, 4 alamat,  128 alamat dan seterusnya. Ada banyak perkecualian yang akan dibahas secara ringkas, namun secara umum sebuah blok memiliki batasan dari ukuran yang sangat kecil hingga ke ukuran yang sangat besar.
Dalam arsitektur ini, seluruh tempat dari alamat yaitu sebanyak 232 alamat dibagi kedalam beberapa blok dengan ukuran yang berbeda. Sebuah organisasi akan diberikan sebuah blok yang cocok untuk keperluannya. Gambar 5.13 memperlihatkan arsitektur dari pengalamatan class. Bandingkan dengan gambar 4.2 dalam chapter 4.
           


Jumlah Alamat Dalam Sebuah Blok
Ada satu kondisi pada jumlah alamat dalam sebuah blok yaitu harus merupakan perpangkatan dari 2 (2, 4, 8, …). Rumah tangga mungkin diberi 2 alamat. Bisnis kecil diberi 16 alamat dan perusahaan besar diberi 1024 alamat

Memulai Alamat
Untuk memulai alamat, haruslah bisa dibagi oleh jumlah alamat tersebut. Contoh jika sebuah blok berisi 4 alamat maka alamat partema haruslah bisa dibagi 4. jika blok memiliki kurang dari 256 alamat, maka hanya perlu mencek kembali byte sebelah kanan. Jika jumlahnya kurang  dari 65,536 alamat, maka perlu mencek lagi dua alamat awal dari byte. Dan seterusnya.
Contoh 9 :
Yang manakah yang merupakan alamat pertama dari sebuah blok yang berisi 16 alamat?..
a.        205.16.37.32
b.       190.16.42.44
c.       17.17.33.80
d.      12345.24.52
Pemecahan :
Hanya dua yang memungkinkan yaitu a dan c. alamat 205.16.37.32 memenuhi syarat karena 32 bisa dibagi dengan 16. Alamat  17.17.33.80 juga memenuhi syarat karena 80 habis dibagi 16.

Contoh 10 :
Yang manakah yang dapat menjadi alamat awal dari blok yang berisi 1024 alamat?
a.        205.16.37.32
b.       190.16.42.0
c.       17.17.32.0
d.      123.45.24.52

Pemecahan :
Hanya satu jawaban yang memenuhi syarat yaitu c. untuk mencari jawaban maka harus dicari yang bisa dibagi dengan 4. byte yang paling kanan dari alamat adalah 0 dan byte kedua paling kanan juga harus bisa dibagi dengan 4 (buktikan sendiri_. Hanya alamat 17.17.32.0 yang bisa memenuhi untuk kondsi seperti ini.

Mask
Jika mengingat kembali pelajaran yang lalu, saat sebuah organisasi diberikan sebuah blok dalam  pengalamatan class maka organisasi tersebut harus diberi alamat dari blok dan sebuah mask (default mask). Dalam subnetting, ketika sebuah organisasi dicatat sebagai sebuah subblok, maka itu berarti organisasi tersebut diberi alamat awal dan subnet mask. Dalam supernetting, saat sebuah organisasi diberi beberapa alamat class C, maka itu berarti organisasi itu diberi alamat awal dan sebuah supernet mask.
Dengan menggunakan konsep yang sama dalam menangani pengalamatan class. Ketika sebuah organisasi diberi sebuah blok, maka organissasi tersebut diberi alamat awal dan mask. Ini adalah dua hal merupakan rangkaian informasi  yang dapat mendefinisikan seluruh blok.



Notasi Slash
Menuliskan mask 4 byte terkadang  tidaklah mudah. Seperti yang telah diketahui bahwa mask merupakan beberapa angka 1 pada sebelah kiri yang diikuti oleh beberapa 0 pada sebelah kanan. Untuk 255.255.255.224 maka bisa diketahui bahwa masknya memiliki 27 buah angka 1. Angka ini dapat diikutkan pada akhir classless address. Inilah yang disebut notasi slash atau notasi CIDR (Classless interdomain routing). CIDR  mempunyai dua ide yaitu alamat tanpa pengkelasan (classless) dan routing yang senantiasa dilakukan dengan menggunakan interdomain routing. Pada chapter 6 akan dibahas tentang routing dan konsep CIDR. Sebuah bentuk alamat dalam notasi slash akan tampak pada gambar 5.14
Catatan bahwa sebuah mask dan sebuah slash diikuti oleh sebuah angka dengan maksud yang sama. Angka  bit secara umum berada dalam setiap alamat dalam blok.
Gambar 5.14  Notasi Slash


n  setelah slash mendefinisikan jumlah dari bit adalah  sama dalam setiap alamat dalam blok. Maka jika n adalah 20 ini berarti 20 bit paling kiri identik dengan setiap alamat dengan 12 bit yang tidak sama.  Dengan mudah jumlah alamat dalam blok ini dapat ditemukan dan alamat akhir dari informasi ini.

Panjang Prefix dan Prefix
Dua bentuk yang seringkali digunakan dalam pengalamatan class adalah panjang prefix dan prefix. Prefix adalah nama  lain untuk bagian yang biasa pada range alamat (serupa dengan netid). Panjang prefix  dalam slash notasi disebut n.

Panjang Sufix dan Sufix
Dua bentuk yang seringkali digunakan dalam pengalamatan alamat adalah panjang suffix dan suffix. Suffix merupakan bagian yang bervariasi (serupa dengan hostid). Panjang suffix dalam slash notsi adalah 32 – n.
Contoh 11 :
Sebuah organisasi yang kecil diberikan blok dengan alamat awal dan panjang prefix 205.16.37.24/29 (dalam notasi slash). Berapa range dari blok?

Pemecahan :
Alamat awal adalah 205.16.37.24. untuk mengetahui alamt akhir, maka kita menyimpan 29 bit awal dan mengganti 3 bit terakhir dengan 1.
Alamat awal       :           11001111   00010000  00100101  00011000
Alamat akhir      :           11001111  00010000  00100101  00011111
Terdapat hanya 8 alamat dari blok ini.

Contoh 12 :
Pencarian range dari beberapa alamat seperti pada contoh 11 dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang lain. Misalkan panjang dari suffix adalah antara 32 – 29 atau 3. jadi terdapat 23 = 8 alamat dalam blok ini. Jika alamat awalnya adalah 205.16.37.24 maka alamat akhir adalah 205.16.37.31 (24 + 7 = 31).

Panjang Prefix dan Mask
Terdapat relasi satu  satu antara sebuah mask dengan panjang  prefix seperti yang tampak pada table 5.1. Catatan bahwa anggota yang bercetak tebal sebenarnya merupakan default mask untuk class A, B dan C.
Tabel 5.1 Prefix Length
/n
Mask
/n
Mask
/n
Mask
/n
Mask
/1
128.0.0.0
/9
255.128.0.0
/17
255.255.128.0
/25
255.255.255.128
/2
192.0.0.0
/10
255.192.0.0
/18
255.255.192.0
/26
255.255.255.192
/3
224.0.0.0
/11
255.224.0.0
/19
255.255.224.0
/27
255.255.255.224
/4
240.0.0.0
/12
255.240.0.0
/20
255.255.240.0
/28
255.255.255.240
/5
248.0.0.0
/13
255.248.0.0
/21
255.255.248.0
/29
255.255.255.248
/6
252.0.0.0
/14
255.252.0.0
/22
255.255.252.0
/30
255.255.255.252
/7
254.0.0.0
/15
255.254.0.0
/23
255.255.254.0
/31
255.255.255.254
/8
255.0.0.0
/16
255.255.0.0
/24
255.255.255.0
/32
255.255.255.255

Sebuah blok dalam class A, B dan C dapat dengan mudah dipresentasikan dalam notasi slash sebagai A, B, C, D/n dimana n  bernilai 8 (class A), 16 (class B) atau C (classC).

Mencari Alamat Network
Dapatkah Alamat network (alamat pertama dalam blok) diketahui jika  satu dari alamat dalam blok dan panjang prefix diberikan? Jawabannya sudah pasti ya. Panjang sebuah prefix adalah mask.  Jika mask telah diketahui maka dengan menggunakan operasi AND antara mask dan alamat, maka alamat pertama bisa diketahui.  Dengan demikian, karena  alamat berada dalam alamat tak berkelas merupakan jaminan untuk bisa berdekatan dan prefix  terdiri atas angka dari fixed bit, maka alamat network dapat diketahui. Simpan n bit pertama dan ganti the rest of bitnya dengan 0.

Contoh 13 :
Berapakah alamat network jika salah satu alamatnya adalah 167.199.170.82/27?

Pemecahan :
Panjang prefix adalah 27 yang berarti bahwa harus menyimpan 27 bit pertama dan mengganti bit tersisa (5) dengan 0. ke 5 bit haruslah byte terakhir. Byte terakhir adalah 01010010.  Penggantian 5 bit terakhir menjadi 0 hingga diperoleh 01000000 atau 64. alamat network adalah  167.199.170.64/27.

Contoh 13 :
Berapakah alamat network jika salah satu alamatnya adalah 167.199.170.82/27?

Pemecahan :
Panjang prefix adalah 27 yang berarti harus menyimpan 27 bit pertama dan mengganti sisa bit (5) dengan 0. Adapun 5 bit hanya memperngaruhi byte terakhir. Byte terakhir adalah 01010010. Ganti 5 bite terakhir dengan 0 maka kita akan mendapatkan 01000000 atau 64. alamat network adalah 167.199.170.64/27.



Subnetting
Subnetting dapat digunakan pada pengalamatan tanpa class. Saat sebuah organisasi  diberi blok alamat maka akan terbentuk subnet untuk mengetahui kebutuhannya. Network administrator dapat mendesain sebuah subnet mask sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya pada pengalamatan tanpa pengkelasan. Disini akan tampak procedure yang cukup mudah. Panjang prefix (n) meningkat untuk mendefinisikan panjang dari prefix subnet. Sebagai contoh, jika  panjang prefix  (satu diberikan pada organisasi) adalah 17, maka panjang prefix subnet adalah dapat mencapai 20 untuk menciptakan 8 subnet (23 =8).

Contoh 14 :
Sebuah organisasi diberi blok 130.34.12.64/26. organisasi ini memerlukan empat subnet. Berapakan alamat subnet dan range addresnya untuk tiap subnet?

Pemecahan :
Panjang suffix adalah 6 yang berarti total jumlah alamat dalam blok adalah 64 (26). Jika kita membuat empat buah subnet maka tiap subnet mempunyai 16 alamat.
1.      Pertama kali cari subnet prefixnya (subnet mask). Diperlukan empat buah subnet   yang berarti perlu menambahkan dua buah 1 pada prefix. Subnet prefix kemudian menjadi /28.
2.      Batasan untuk subnet pertama adalah 130.34.12.64/80 sampai 130.34.12.79/28.
3.      Batas dari subnet kedua adalah 130.34.12.80/28 sampai 130.34.12.95/28.
4.      Batas subnet ketiga adalah 130.34.12.96/28 sampai 130.34.12.111/28.
5.      Batas daro subnet keempat adalah 130.34.12.112/28 sampai 130.34.12.127/28.

Catatan bahwa termasuk prefix pada setiap alamat yang telah dikenal. Untuk prefix utama adalah 26, untuk prefix subnet  adalah 28. gambat 5.15 menunjukkkan sebuah contoh dari sebuah site yang menggunakan blok ini dengan subnetting (hanya tampak gambar alamat subnet  yang sederhana).



Contoh 15 :
Sebuah ISP diberikan sebuah blok alamat yang dimulai dari 190.100.0.0/16. ISP tersebut perlu mendistribusikan alamat ini kedalam tiga group pelanggan dengan mengikuti aturan :
a.       Kelompok pertama sebanyak 64 pelanggan dimana masing-masing mempunyai 256 alamat
b.      Kelompok kedua sebanyak 128 pelanggan dimana masing-masing mempunyai 128 alamat
c.       Kelompok ketiga sebanyak 128 pelanggan dimana masing-masing mempunyai 64 alamat.
Desainlah subblok dan  berikan notasi slash untuk tiap subblok. Cari juga berapa alamat yang masih mungkin setelah terbentuk alokasi ini

Pemecahan :
1.      Group 1
Untuk kelompok ini tiap-tiap pelanggan memerlukan 256 alamat. Ini berarti bahwa panjang suffix adalah 8 (28 = 256). Sedangkan panjang prefix adalah 32 – 8 = 24. Maka  alamatnya adalah :
Pelanggan pertama         190.100.0.0/24            190.100.0.255/24
Pelanggan kedua            190.100.1.0/24            190.100.1.255/24
Pelanggan ke 64            190.100.63.0/24          190.100.63.255/24
Total = 64 x 256 = 16,384

2.      Group 2

Untuk kelompok ini masing-masing pelanggan memerlukan 128 alamat. Ini berarti bahwa panjang suffix adalah 7 (27 = 128).  Sedangkan panjang prefix adalah 32 – 7 = 25. Maka  alamatnya adalah :
Pelanggan pertama         190.100.64.0/25          190.100.64.127/25
Pelanggan kedua            190.100.64.128/25      190.100.64.255/25
Pelanggan ke 64             190.127.128/25           190.100.127.255/25
Total = 128 x 128 = 16,384

3.      Group 3
Untuk kelompok ini masing-masing pelanggan memerlukan 64 alamat. Ini berarti    bahwa panjang suffix adalah 6 (26 = 64). Sedangkan panjang prefix adalah 32 – 6 = 26. Maka  alamatnya adalah :
Pelanggan pertama         190.100.128.0/26        190.100.128.63/26
Pelanggan kedua            190.100.128.64/26      190.100.128.127/26
Pelanggan ke 64             190.127.192.64/26      190.100.159.255/26
                           Total = 128 x 64 = 8,192
Jumlah alamat yang  diberikan adalah : 65,536
Jumlah alokasi alamat adalah                 : 40,960
Jumlah alamat yang tersedia                  : 24,576

Supernetting
Dalam pengalamatan tak berkelas tidak dipelukan supernetting. Seluruh ide dari pengalamatan tak berkelas adalah untuk aplikasi konsep supernetting dalam class C  untuk ke class lain. Dalam pengalamatan tanpa clas, sebuah organisasi diberi ukuran blok yang tepat yang berarti tidak perlu melakukan supernetting. Jika sebuah organisasi diberi sebuah blok dan kemudian digunakan untuk mencari kebutuhannya pada blok yang lebih besar, blok baru dapat disediakan dan blok yang asli dapat di buang.

Migrasi
Sebuah pertanyaan mungkin muncul, kapan ide pengalamatan tanpa kelas akan bisa diimplementasikan secara total. Diharapkan  agar setiap organisasi akan menggunakan pengalamatan tanpa class. Organisasi yang telah diberikan sebuah blok class baik itu class A, B atau C dapat menggunakan notasi slash  (/8, /16, /24) atau membuang blok mereka kemudian meminta sebuah blok dengan ukuran yang cocok.

Classless Interdomain Routing (CIDR)
Pengalamatan tak berclass memberi solusi terhadap masalah yang cukup rumit yang timbul akibat pengalamat berclass. Tapi hal ini menimbulkan hal yang baru. Router perlu meroute sesuai dengan arsitektur yang baru. Akan dibahas kesulitan serta solusi untuk kasus CIDR ini pada chapter 6.

5.4  KEY TERMS
Contigous mask                          Subnetwork
Default mask                              Suffix
Hostid                                        Supernet mask
Mask                                          Supernetting
Masking                                      Variable – length subnetting
Netid                                          Subnetting
Noncontigous mask                   Prefix
Slash notation
Subnet mask
Classless Interdomain  Routing (CIDR)

5.5  Summary
*            Subnetting adalah pembagian sebuah network yang besar menjadi beberapa  network yang lebih kecil.
*            Subnetting menambahkan sebuah level intermediate  pada hirarki dalam pengalamatan IP
*            Class alamat A, B, C  dapat disubnet
*            Subnetid didefinisikan sebagai physical network
*            Masking adalah sebuah proses mengekstrak alamat subnetwork dari sebuah IP address
*            Sebuah network atau subnet network  merupakan hasil apliksi operasi AND bit wise pada IP address dan mask
*            Konsep khusus pengalamatan dalam IP address tergantung pada subnetting
*            Sebuah contigous mask (sebuah string dari 1 diikuti oleh sebuah string dari 0 adalah sangat direkomendasikan.
*            Dalam subnetting variabel yang panjang, lebih dari satu subnet mask diaplikasikan oleh router
*            Supernetting merupakan kombinasi dari beberapa network menjadi sebuah network yang lebih besar
*            Dalam pengalamatan tak berclass, terdapat blok dengan panjang variabel yang tak memiliki kelas. Seluruh tempat untuk alamat dibagi kedalam beberapa blok yang berdasar pada keperluan organisasi
*            Alamat pertama dan mask dalam pengalamatan tak ber class dapat mendefinisikan seluruh blok
*            Sebuah mask dapat diekspresikan dalam nitasi slash yang mana sebuah slash diikuti oleh jumlah 1 dalam mask.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar mu introfeksi bagi ku...
kesan mu adalah hasil kerja ku...